Lembu Suro, Gunung Kelud, dan Pembalasan Dendam
Sumber: gusjengkabupatenblitar
|
Apa hubungan Gunung Kelud dengan Lembu Suro? Lalu apa
maksud dari balas dendam? Sebenarnya ini adalah mitos yang beredar di
masyarakat sekitar Gunung Kelud. Namun tidak sedikit yang masih mempercayainya.
Bicara tentang Lembu Suro, belum lengkap jika belum
membahas sejarahnya. Ada bermacam versi dari mitos seputar Lembu Suro, tetapi
semuanya memiliki inti cerita yang sama. Ada versi Dyah Ayu Pusparani, putri
raja Brawijaya dan Versi Dewi Kilisuci dan
Mahesa Suro. Masyarakat sekitar Gunung Kelud mempercayai bahwa letusan Gunung
Kelud merupakan hasil balas dendam Lembu Suro yang dikhianati cintanya. Lembu
Suro sendiri adalah siluman yang memiliki tubuh seperti manusia dengan wajah lembu.
Dalam
salah satu legenda, Lembu Suro berhasil melakukan sayembara dari Raja
Brawijaya. Konon, Raja Brawijaya mengadakan sayembara untuk mencari pasangan
bagi putrinya yang cantik. Saat sayembara digelar, seluruh pemuda yang hendak
mempersunting sang putri mengikuti sayembara. Dengan seluruh kekuatan, tidak
ada satupun pemuda yang mampu berhasil. Hingga datanglah sang Lembu Suro yang dapat
berhasil menaklukkan sayembara.
Sang putri yang cantik enggan menikahi Lembu Suro yang
buruk rupa. Ia memikirkan berbagai cara untuk menolak cinta Lembu Suro. Sang
putri pun meminta Lembu Suro untuk membuatkan sebuah sumur yang dalam di Puncak
Kelud hanya dalam semalam. Demi cintanya kepada sang putri, Lembu Suro pun
hampir berhasil melakukannya dengan bantuan makhluk gaib. Sang putri yang tetap
tidak ingin menikahi Lembu Suro meminta bantuan ayahnya untuk membunuh Lembu
Suro. Keduanya berkhianat terhadap janji sayembara. Raja Brawijaya
memerintahkan pasukannya untuk mengubur Lembu Suro hidup-hidup dalam sumur yang
dibuatnya. Lembu Suro yang merasa cintanya dikhianati, mengutuk Raja dan
seluruh yang hidup di kerajaannya.
Banyak
yang membicarakan kemunculan patung Lembu Suro yang secara tiba-tiba. Namun
sebenarnya patung ini sudah ada sejak 1995. Patung ini dibangun untuk
mempercantik dan menandai area bekas erupsi Gunung Kelud tahun 1990-an. Selain
patung Lembu Suro, juga terdapat patung Jotho Suro yang merupakan saudara dari
Lembu Suro. Tampak masih utuh, patung Jotho Suro terletak lebih ke bawah dari
patung Lembu Suro. (Berbagai sumber)
Sumber: Merdeka.com |
Sampai
saat ini tidak sedikit masyarakat yang mempercayai mitos tersebut. Salah satunya
masyarakat Sugihwaras di lereng Gunung Kelud. Setiap bulan Suro, masyarakat
berbondong-bondong ke anak Gunung Kelud dengan membawa larung sesaji. Ada
beragam sesaji yang dibawa dalam ritual suci ini, mulai dari nasi, sayuran,
lauk pauk, sampai buah-buahan. Semua makanan yang dibawa
dikumpulkan di tengah dan masyarakat duduk mengelilingi sembari mendengar
pemangku adat membaca doa.
Selain patung Lembu Suro dan Jotho Suro yang terletak
di Gunung Gedang (rangkaian pegunungan sekitar Gunung kelud), terdapat banyak
potensi wisata yang menjanjikan di sekitar kawasan ini. Hutan yang indah di
sekitar Lembu Suro bisa jadi wisata yang berpotensi besar meningkatkan
pendapatan daerah.
Kawasan
Lembu Suro sangat cocok untuk dijadikan sebuah wisata adventure. Memanfaaatkan kebutuhan akan rekreasi yang meningkat, dengan
pengembangan berkelanjutan dan pembangunan berbagai sarana yang mendukung
sebuah wisata petualangan dapat menjadi acuan sebagai langkah selanjutnya bagi
Pemerintah Kabupaten Blitar. Tanpa merusak alam, pembangunan fasilitas outbond
dapat dilakukan di sekitar kawasan hutan seperti panjat tebing, flying fox, dan
berbagai sarana pendukung lain.
Untuk
ke depannya, diharapkan Pemkab. Blitar dapat mengembangkan berbagai potensi
wisata di kawasan Lembu Suro sebagai wisata adventure yang menarik guna memikat
wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
www.blitarkab.go.id
www.blitarkab.go.id
Post a Comment